7 TIps Membahagiakan Suami, No. 6 Yang Jarang Didapatkan Sekarang

Selasa, 01 Maret 2016


BuzzThread - Semua pasangan suami istri pasti mendambakan kebahagiaan. Baik suami maupun istri, sangat berperan penting untuk menghadirkan suasana bahagia dalam rumahnya.

Suami sebagai kepala keluarga berkewajiban mencari nafkah untuk anak dan istrinya. Istri pun berkewajiban untuk patuh kepada suami dan melayaninya sepenuh hati.

Berikut adalah beberapa tips untuk membahagiakan suami:

1. Memberikan kepada suami hak-hak al-qawamah (kepemimpinan) secara mutlak, memberikan kepadanya ketaatan penuh, dan berusaha tidak berbeda dengannya, baik dalam pendapat, diskusi dan tindakan.

Wanita ideal mengerti bahwa semua lelaki marah bila kepemimpinannya disaingi.

Terngiang dalam telinganya wasiat-wasiat seorang perempuan Arab dahulu kepada anaknya pada malam pernikahannya, terlebih wasiat mengenai bagaimana seharusnya sikap seorang istri kepada suaminya.

Dia berwasiat, “Jadilah engkau sebagai pelayannya, niscaya ia akan menjadi pelayanmu. Dan jadilah bumi pijakannya, niscaya dia menjadi langit yang menaungimu.”

Ketika seorang istri ingin suaminya menjadi langit baginya yang menaungi dari panasnya kehidupan, maka hendaknya dia menjadi bumi yang menahan bebannya tanpa mengeluh dan bosan.

Jika dia ingin agar suaminya menggelontorkan hujan kebaikan dan pemberian, maka dia harus berada di bawahnya menjadi bumi yang siap menerima bunga-bunga pemberian.

Jika dia menanggung beban suami, maka hati suami menjadi halus, mencair, dan tanpa dikomandoi, dia bersimpuh karena terpengaruh dengan ketaatan sang istri kepadanya.

Dalam sebuah peribahasa Arab disebutkan, “Istri yang pintar adalah istri yang berusaha menundukkan suaminya dengan ketaatannya.”

Wanita ideal dapat menerjemahkan arti bumi dalam kehidupannya agar dia mendapat semua pemberian dan anugerah langit.

Kesempurnaan seorang wanita ideal terletak pada ketawadhu’an dan kepatuhannya kepada suaminya. semakin dia patuh, maka dia semakin sempurna. Dan semakin membangkang, maka semakin jauh dari kesempurnaan.

Contoh yang paling baik dalam masalah kepatuhan seorang istri kepada suaminya ini adalah kepatuhan para wanita mulia nan sempurna yang pernah mengukir sejarah manusia.

Jika sang istri ingin agar mendapatkan pemberian suami, maka dia harus benar-benar menjadi miliknya. Bukankah setiap wanita bernama Hawa yang ingin selalu dimiliki?

2. Wanita ideal adalah seorang perempuan sampai darah penghabisan.

Keperempuanan adalah sebuah makna yang tidak dapat dirasakan, kecuali dengan mendekat, mencintai, manja, centil, melayani, dan patuh.

Dengan sifat-sifat ini sempurnalah keperempuanan seorang wanita, suatu kombinasi kesempurnaan yang mampu menawan seorang laki-laki.

Kaum lelaki sangat haus akan kelembutan dan keperawanan yang dapat menyempurnakan kelelakian mereka.

Jika kecantikan seorang wanita pada pakaian, rambut dan raut mukanya saja dapat menarik sang suami, maka kecantikan rasa malu dan keindahan menjaga diri jauh lebih menarik hati mereka.

Sebagian perempuan merasa bersalah ketika mendapati dirinya berperilaku seperti laki-laki dan merupakan suatu aib bagi seorang laki-laki bila dia banci, begitu juga aib bagi perempuan yang tomboi.

Sangat disayangkan, pemahaman ini hilang dari banyak kaum hawa pada saat ini.

3. Suami senang bila istrinya dapat menjaga dirinya dan hartanya.

Seorang istri ideal tidak rela orang-orang durjana melihat kemolekan tubuhnya. Dia menjaga kecemburuan suaminya, sebagaimana memelihara hartanya dari kerusakan dan kehilangan.

4. Kaum laki-laki mengidamkan sosok istri yang pintar merayu suami.

Wasiat Rasulullah kepada Jabir bin Abdullah ketika menikahi janda, “Kenapa tidak menikahi seorang perawan yang dapat merayu dan dirayu.” (Muttafaq Alaih).

Sebagian istri menjadi korban dari pemahaman-pemahaman yang salah bahwa dia akan gagal menjadi wanita jika dapat mengangkat derajat suaminya, patuh kepadanya.

Sebagian istri menyangka bahwa tunduk, mencintai, dan lembut dalam berbicara merupakan kehinaan dan hilangnya harga diri, dan mengira bahwa kasar dan tegas dapat menjamin hak-hak mereka dan mengangkat martabat mereka.

Ingat, sesungguhnya kunci utama berinteraksi dengan suami adalah kelembutan, bukan kekerasan. Keras dan tegas adalah senjata kaum laki-laki dalam berinteraksi melawan kerasnya hari-hari mereka.

5. Kaum lelaki (suami) senang atas pujian-pujian istrinya.

Kata-kata indah dan penuh pujian akan membuat mereka mabuk kepayang.

Mereka lebih senang menunjukkan kelemahan dan sisa sifat-sifat kekanak-kanakannya kepada perempuan yang mengerti bagaimana memenuhi khayalan mereka dan melejitkan perasaan mereka bahwa suaminya adalah laki-laki yang paling baik dan paling sempurna.

Dengan cara cerdas ini, sang istri semakin dekat dengan suami, menambah kecintaannya, dan mendapatkan keinginannya. Triknya adalah dimulai dari akal dan hati dan berakhir dengan sedikit permintaan.

Salah satu kunci sukses di tangan wanita ideal adalah memperlakukan suami layaknya seorang anak.

Meskipun demikian, ada juga laki-laki yang perasa sehingga pujian dianggap sebagai alat merampas dan bahan untuk mengolok-oloknya. Namun jenis ini adalah dimilki sebagian kecil saja.

6. Kaum lelaki (suami) lebih senang mendapatkan penghormatan di rumah dan tamunya dimuliakan.

Seorang istri yang tidak pernah menyambut kedatangan suaminya tidak senang dengan kedatangan tamunya dan tidak memuliakannya, maka tidak sebanding dengan nafkah yang diberikan kepadanya.

7. Para suami lebih mengidamkan perempuan yang pandai menyimpan rahasia.

Dia tidak pernah membicarakannya di depan keluarganya, kecuali kebaikannya. Dia tidak membanggakannya di depan teman-temannya agar membuat iri dengan menceritakan semua gerak-geriknya.

Seseorang ketika di dalam rumah tentu berbeda dengan ketika ia berada di luar rumah.

Perbedaan ini adalah hal spesial yang harus tetap menjadi rahasia yang terpendam. Namun, ketika kehinaan telah memuncak, maka istri mulai membeberkan kehidupan ranjang mereka berdua.

Wanita ideal senantiasa menjaga kehidupan sosial suaminya. Allah berfirman, “Maka perempuan-perempuan yang shalih, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka)…” (QS. An-Nisa’; 34).

Tidak boleh bagi seorang istri mengumbar rahasia keluarga, kecuali di hadapan seorang hakim.

Termasuk penipuan rahasia adalah jika seorang istri mengadukan suaminya karena kesalahan di depan orang yang berhak, tetapi dia membuka hal-hal rahasia yang tidak terkait sama sekali dengan hal yang diadukan, tidak pantas membukanya pada tempat tersebut dan tidak berpengaruh dalam menyelesaikan masalah.

Dia menggunakannya dengan cara yang sedikit memutar dan penuh dengan isyarat agar argumentasinya kuat dan orang yang berada di hadapannya tertipu.

Tujuannya hanya Allah Dzat yang maha mengetahui hal yang rahasia dan samar.

sumber : bersamadakwah
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar test