Harusnya Dia yang Selayaknya Lebih Engkau Cinta
Kamis, 18 Februari 2016
BuzzThread - Dialah yang senantiasa mencintaimu tatkala manusia membencimu, Dialah yang akan selalu peduli padamu ketika manusia mengacuhkanmu.
Al ‘Abbas bin Al Ahnaf berkata dalam syairnya:
Tiada manusia yang tidak memiliki cinta
Tiada kebaikan bagi orang yang tiada cinta.
(Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu)
Setiap orang pasti memiliki cinta dan dia pasti akan merasa bahagia tatkala mencintai dan dicintai, diberikan perhatian, seperti ketika orang tuamu yang sangat mencintaimu semenjak engkau masih berada dalam kandungan bahkan jauh sebelum engkau menjadi embrio dalam rahim ibumu.
Mereka pun telah mencurahkan kasih sayangnya untuk menunggu kehadiranmu. Hingga mereka rela berkorban mempertaruhkan nyawa demi keselamatanmu untuk lahir di dunia ini. Setelah engkau lahir, maka orang tua merawatmu dengan baik dan memberikan kasih sayang yang tak terhingga. Dengan pengorbanan orang tua yang amat besar tersebut maka pastilah engkau ingin sekali berbakti kepada orang tuamu dan berusaha untuk membalas kebaikan mereka meskipun engkau tak akan pernah mampu membayarnya.
Lalu, bagaimana ketika engkau tahu bahwasanya ada Dzat yang sangat cinta dan perhatiannya kepadamu, melebihi cinta dan perhatiannya orang tua terhadapmu? Tentu engkau akan lebih cinta dan berbakti kepada Dzat tersebut, yaitu Allah.
Dialah yang senantiasa mencintaimu tatkala manusia membencimu, Dialah yang akan selalu peduli padamu ketika manusia mengacuhkanmu, Dialah yang akan selalu memberimu tatkala engkau meminta sesuatu, Dialah yang memperhatikanmu setiap saat meski seringkali engkau tak mengingat-Nya, Dialah yang mencukupi kebutuhanmu, membuatmu tertawa bahagia dan memberikan banyak kenikmatan yang tak terhingga kepadamu.
Tentunya Dialah yang paling berhak mendapatkan cintamu di antara cinta yang engkau berikan untuk kedua orang tuamu, kerabatmu, kawan-kawanmu dan kaum muslimin pada umumnya.
Begitupun, selayaknya cintamu kepada mereka engkau landasi di bawah naungan cinta kepada Allah Ta’ala. Ingatlah bahwasanya mereka adalah bagian dari ujian. Allah Ta’alaberfirman:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang …” (QS. Ali Imran:14).
Syaikh ‘Abdurrahmān bin Nāṣir As-Sa’diy menjelaskan dalam tafsirnya tentang ayat di atas, “Allah menjadikan (apa yang telah disebutkan: wanita, anak, harta yang banyak baik emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang) sebagai ujian bagi hamba-Nya untuk mengetahui siapa yang lebih mengedepankan ketaatan kepada Allah dan keridhaan-Nya daripada kesenangan dan apa-apa yang dia inginkan.”
Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita memberikan hak-hak Allah sebagaimana mestinya. Dikatakan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin di dalam kitabnya bahwa hak Allah adalah hak yang paling wajib dan agung. Dia menciptakan segala sesuatu dan menyempurnakannya dengan hikmah yang sempurna.
Hak Allah yang menciptakanmu yang pada asalnya tidak ada dan tidak disebutkan sebelumnya, hak Allah yang memeliharamu dengan nikmat-nikmat ketika engkau masih di perut ibumu dalam tiga kegelapan yang tidak ada seorang makhluk pun bisa memberikan makanan kepadamu dan memperbaiki pertumbuhan dan hidupmu. Dialah yang memberikan air susu untukmu, memberikanmu petunjuk, menundukkan kedua orang tuamu untukmu, melengkapi dan menyiapkan (segala perlengkapan) mu, memberikan nikmat-nikmat, akal, dan pemahaman serta mempersiapkanmu agar mampu menerimanya dan mengambil manfaat dengannya (Huqūqun da’at ilaihā Al-Fiṭrah wa qarrarathā Asy-Syarī’ah, hal.7).
Lalu apa yang engkau sombongkan? Kenapa engkau masih enggan untuk sekedar berdua dengan-nya di sepertiga malam tatkala Dia menyerumu untuk sholat, berdzikir kepada-Nya, menghinakan dan merendahkan dirimu di hadapan-Nya? Kenapa hatimu tak malu tatkala engkau berbuat maksiat kepada-Nya sementara Dia mengetahuinya. Kenapa masih saja engkau duakan cinta-Nya, dan engkau langgar larangan-nya? Kenapa masih saja engkau cari-cari seribu alasan agar Dia selalu memberikan udzur dari perkara yang engkau buat-buat?
Dan kenapa masih saja engkau bakhil untuk meneteskan air matamu karena menyesali kesalahan dan dosa-dosa yang telah meliputimu? Sadarkanlah dirimu wahai jiwa yang terlarut dalam maksiat dan dosa. Sungguh tak ada sesuatu pun dalam dirimu yang patut untuk sombongkan.
Sesungguhnya Dia tidak membutuhkan kita tetapi kitalah yang sangat butuh terhadap Allah. Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin bertutur lagi dalam kitabnya,
“Allah hanyalah menginginkan satu hal saja darimu itu pun mashlahatnya kembali kepadamu yaitu agar engkau menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya. Dia menginginkan agar engkau menjadi hamba dengan seluruh makna ‘ubudiyyah sebagaimana Dia adalah Rabbmu dengan seluruh makna rububiyyah, menjadi hamba yang merendahkan diri kepada-Nya, tunduk, melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, membenarkan kabar-Nya karena engkau telah melihat nikmat-nikmatn-Nya yang terus-menerus sempurna kepadamu, maka apakah engkau tidak malu mengganti nikmat-nikmat tersebut dengan kekufuran?” (Huqūqun da’at ilaihā Al-Fiṭrah wa qarrarathā Asy-Syarī’ah, hal.8).
Lalu beliau mengatakan: “Apabila ada seseorang yang memberi keutamaan kepadamu niscaya engkau akan malu untuk berbuat maksiat kepadanya dan melanggarnya. Maka bagaimana dengan Rabbmu yang seluruh keutamaan padamu itu adalah dari-Nya? Dan setiap apa yang engkau terhindar dari kejelekan adalah bagian dari rahmat-Nya” (Huqūqun da’at ilaihā Al-Fiṭrah wa qarrarathā Asy-Syarī’ah, hal.8).
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ
“Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan.” (QS. An-Nahl: 53).
Janganlah engkau buat Dia cemburu karena Dia akan berpaling darimu. Dikatakan oleh Al-Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya yang indah bahwasanya Allah akan cemburu terhadap hamba-Nya, jika hati hamba-Nya tidak terisi cinta, ketakutan, dan harapan kepada-Nya dan sebaliknya diisi dengan hal-hal selain Allah. Allah menciptakan hamba untuk menyembah-Nya dan memilih-Nya di antara semua makhluk. Dalam sebuah atsar Ilahy disebutkan,
“Wahai anak Adam, Aku menciptakanmu untuk Diri-Ku dan Aku menciptakan segala sesuatu untukmu. Dengan hak-Ku atas dirimu, maka janganlah engkau menyibukkan diri dengan apa-apa yang Kuciptakan bagi dirimu dan mengabaikan tujuan Kuciptakan dirimu. (Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu, hal. 263-264).
Oleh karena itu, ambillah kesempatan untuk berdua dengan Allah. Seorang hamba berada di hadapan Allah dalam dua kesempatan, yaitu ketika shalat dan pada hari perjumpaan dengan-Nya kelak. Barangsiapa yang bersungguh-sungguh saat berhadapan dengan Allah dalam kesempatan yang pertama (shalat) maka akan mudah baginya untuk mendapatkan kesempatan kedua. (Menjadi Kekasih Allah, hal.119).
Patut direnungkan oleh setiap muslim yang mengaku cinta kepada Allah. Dengan segala cinta yang Allah beri untuk kita, namun seringkali kita membuat-Nya cemburu dan marah. Betapa cemburunya Allah tatkala mendapati lidahmu yang tidak disibukkan untuk menyebut nama-Nya. Betapa cemburunya Allah tatkala mendapati anggota tubuhmu tidak digunakan untuk menaati-Nya. (Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu, hal. 264).
Cinta yang sempurna akan membuatmu bahagia. Mencintai Allah merupakan kesempurnaan cinta dan merupakan tuntutan cinta sehingga mencintai Allah akan mendatangkan kebahagiaan yang sempurna pada diri seorang hamba.
Wahai jiwa yang lemah
Renungkanlah, betapa Allah sangat mencintaimu
Dan begitu perhatian terhadapmu
Padahal sedikit sekali engkau mengingat-Nya
Bahkan seringkali engkau membuat-Nya cemburu kepadamu
Wahai jiwa yang lemah
Tundukkanlah pandanganmu sejenak
Rendahkanlah dirimu di hadapan-Nya
Bersujudlah dan menangislah untuk memohon cinta dan hidayah-Nya
Karena cinta yang sebenarnya akan mengantarkanmu ke jannah-Nya
Dan rindukanlah saat-saat pertemuan dengan-Nya nanti di surga.
sumber : muslimah