STOP LGBT!! Yang Sudah Mulai Masuki Dunia Anak
Senin, 01 Februari 2016
BuzzThread - Hari-hari ini, banyak kalangan yang ramai membicarakan akun twitter @gaykids_botplg yang merupakan akun komunitas bocah homo. Sungguh miris karena di dalam akun itu ditemukan gambar-gambar aksi homo anak usia sekolah, alat kelamin dan gambar-gambar yang berbau seksualitas lainnya. Data lain yang menunjukkan bahwa komunitas homo telah menguat di Indonesia adalah laporan hasil riset facebook yang menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2015 ada kurang lebih 800 pengguna Facebook yang menyatakan diri sebagai seorang homoseksual. Dan data ini mengalami peningkatan 3x lipat dibanding tahun 2014. Dan total kesuluruhannya disebutkan oleh Facebook tercatat kurang lebih ada 6 juta pengguna yang menyatakan diri sebagai homoseksual. (www.metropolitan.id)
Pergaulan dan Aksi Homo Anak
Kehidupan seorang anak tidak akan lepas dari lingkungan keluarga, sekolah dan teman-teman bermainnya. Lingkungan keluarga memberikan pengaruh yang besar terhadap kepribadian anak. Semenjak dikandungan seorang anak sudah mendapatkan pendidikan dari ibunya. Demikian pula ketika sudah terlahir di dunia, hari-harinya akan dipenuhi dengan kasih sayang dan pendidikan dari kedua orang tuanya. Namun pendidikan ini tidak akan sempurna ketika orang tuanya adalah full worker, sehingga tidak berkesempatan untuk berlama-lama ngobrol dengan anaknya, tidak cukup waktu mengawasi anaknya, dan kemudian menyerahkan pendidikan anaknya kepada sekolah dan pembantu. Jika sudah demikian maka seorang anak biasanya akan menemukan perhatian dan merasa lebih dekat dengan teman-teman bermainnya. Dalam posisi yang demikian maka agama, akhlaq dan perilaku sang anak bergantung pada agama, akhlaq dan perilaku temannya.
Lingkungan sekolah sebagai tempat anak menuntut ilmu, mengambil peran yang tidak kecil. Dari sekolah seorang anak mendapatkan ilmu, menemukan guru, dan teman. Dengan ilmu yang diperoleh akan menjadi bekal berfikir siswa, dari guru seorang anak akan mendapatkan panduan akhlak dan dari teman-temannya mereka akan mendapatkan informasi dan tingkah pergaulan yang mungkin dianggap up to date. Dengan kondisi yang demikian maka seorang anak disekolahan bisa mendapatkan pengetahuan dan akhlaq yang positif maupun negatif. Sehingga pembentukan sikap dikeluarga akan mempengaruhi pada pilihan berperilaku anak.
Adapun lingkungan pergaulan dengan teman-teman sebaya juga memagang peranan yang tidak kalah penting. Ketika mereka bergaul dengan teman yang sholih maka anak akan tertular kesholihan mereka. Namun ketika mereka bergaul dengan anak-anak yang negative maka anakpun akan tertular sikap-sikap negative. Adapun teman pergaulan anak-anak sekarang ada yang di dunia online dan offline. Baik online maupun offline sama-sama memiliki potensi positif dan negatif. Dalam kondisi yang demikian pengawasan orang tua adalah hal utama. Karena anak adalah tanggungjawab orangtua. Anak adalah titipan untuk dididik menjadi pribadi yang sholih-sholihah. Jadi sebuah kekeliruan bila orangtua sibuk bekerja dan melupakan tugasnya untuk mengantarkan keturunannya menjadi pribadi yang saleh salehah.
Stop Aksi LGBT!
Kehidupan yang liberal sebagaimana saat ini menjadikan upaya pencegahan terhadap perilaku menyimpang tidaklah mudah. Dengan dalih HAM seorang anak berani melawan orangtuanya, dengan dalih kebebasan tidak sedikit anak yang berani melakukan apapun itu tanpa melihat halal atau haram. Liberalisme pergaulan memang mencetak pribadi-pribadi yang tidak mau diatur dan sulit dikendalikan. Dan munculnya LGBT adalah salah satu hasil liberalisme pergaulan itu. Berbekal teori HAM mereka meminta pengakuan, pembenaran dan perlindungan. Aksi keji mereka terus menerus diekspos dan diproklamirkan sehingga berhasil mempengaruhi generasi muda di negeri ini hingga ke anak usia sekolah. Liberalisme telah meniadakan kontek halal dan haram dan hanya melihat sisi kemanfaatannya saja.
Padahal, aksi LGBT ini telah merubah tatanan dan menantang turunnya azab umat Nabi Luth pada umat di abad 21 ini. Allah Swt berfirman, “Dan telah Kami Tetapkan kepadanya (Luth) keputusan itu, bahwa akhirnya mereka akan ditumpas habis pada waktu subuh” (QS. al Hijr: 66).
Allah Swt menciptakan manusia dari dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan. Dan dalam tiap diri manusia dikaruniai naluri untuk melestarikan jenis yang salah satu penampakannya adalah hasrat seksual kepada lawan jenisnya. Dan hal ini selaras dengan firman Allah Swt yang artinya: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia Menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia Menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. (QS. Ar Ruum: 21)
Dengan demikian apabila ada perilaku menyimpang baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan maka harus dihentikan. Adapun upaya penghentian dan pencegahannya haruslah dilakukan oleh semua pihak, mulai dari pihak individu, keluarga, masyarakat, dan Negara. Upaya yang bisa dilakukan oleh individu adalah dengan meningkatkan keimanan, ketakwaan, keilmuannya dan berhati-hati dalam bergaul. Adapun dari pihak keluarga adalah dengan menguatkan akidah, meningkatkan pemahaman, perhatian, diskusi dan pengawasan keluarga kepada anak-anak dan saudara-saudaranya. Sehingga mereka terlepas dari pengaruh negative diluar. Adapun usaha yang bisa dilakukan oleh masyarakat adalah dengan memberikan kontrol atas perilaku yang ditampakkan oleh warganya sehingga bisa mencegah berkembangnya perilaku asosial.
Adapun upaya yang bisa dilakukan Negara adalah dengan memberikan pendidikan agama, pengarahan, pemberian aktivitas yang benar sehingga bisa tertunjuki kejalan yang benar. Adapun sistem liberalisme hanya bisa dihentikan dengan meninggalkan sistem liberal tersebut dan menggantinya dengan sistem kehidupan yang benar. Adapun sistem yang sahih itu adalah sistem Islam. Islam bukan sekedar agama, tapi Islam memiliki seperangkat aturan kehidupan (syariah) yang apabila diterapkan akan memberantas kemaksiatan dan menyuburkan kebaikan. Terkait dengan perilaku homo, sistem sanksi Islam memberikan hukuman berupa hukuman mati, hal ini sebagaimana sabda Nabi Saw, “Siapa saja yang kalian temukan melakukan perbuatan kaum Luth (liwath) maka hokum matilah baik yang melakukan maupun yang diperlakukan.” (HR. Al Khomsah kecuali an Nasa’i).
Dengan perbaikan individu, kontrol masyarakat dan penegakan sistem Islam akan menghantarkan kepada kehidupan Negara yang baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur sehingga selamatlah generasi dari gerakan semisal LGBT dan perilaku menyimpang lainnya. Wallahua’lam
sumber : suara-islam.com